Mahasiswa Ushuluddin Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan “Budidaya Ikan” dari Penyuluh Dinas Pertanian dan Pangan Bidang Perikanan Kab. Kudus

Blog Single

Kamis 18 April 2024, Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus menyelenggarakan kegiatan “Pelatihan Kewirausahaan” yang terbagi menjadi dua sesi yaitu teori dan praktek. Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan dengan tema “Budidaya Ikan” diikuti oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, Ilmu Hadis, Aqidah dan Filsafat Islam, dan Tasawuf dan Psikoterapi, menghadirkan narasumber (Penyuluh) dari Dinas Petanian dan Pangan Bidang Perikanan Kabupaten Kudus diantaranya Bapak Moh. Mochlas Adi Putra S.Pi (Bapak Mochlas), Bapak Asthok Nugroho, Bapak Fadholi, dan Ibu Novi. Hadir pada acara tersebut sekaligus membuka secara resmi kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Dekan Fakultas Ushuluddin Prof. Dr. H. Ahmad Atabik, Lc., M.S.I,, Wakil Dekan 1 Dr. Abdul Karim, S.S, M.A, Wakil Dekan 2 Dr. Irzum Farichah, M.Si, Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi. Abdullah Hanapi, M.Hum Dosen Ilmu al-Qur’an dan Tafsir bertugas sebagai Moderator acara Pelatihan Kewirausahaan yang dimulai pukul 09.00 hingga pukul 12.00. Dekan Fakultas Ushuluddin dalam sambutannya menyampaikan “Kegiatan ini adalah bagian dari strategi Fakultas Ushuluddin dalam rangka mempersiapkan para mahasiswa memiliki bekal yang cukup ketika telah lulus dari Perguruan Tinggi, dimana tantangan global dan kompetisi yang semakin “kompleks”, mahasiswa dituntut siap menghadapi perubahan, dan salah satu kemampuan yang dapat dipelajari yaitu kompetensi berwirausaha”.

Istilah  “kewirausahaan” dari dulu hingga sekarang selalu menjadi pembicaraan “penting” dalam berbagai forum. Kewirausahaan adalah “kemampuan dasar” bagi setiap orang untuk menghasilkan “keuntungan” yang akan berdampak secara pribadi dan sosial. Penelusuran terhadap kata “kewirausahaan” secara etimologi berasal dari dua kata yaitu wira berarti Kesatria, Berani, Pejuang, Pahlawan, Jantan, Unggul, sehingga dari kata wira dikenal istilah “perwira” yaitu merujuk terhadap seseorang yang memiliki sifat kesatria, keberanian, kepahlawanan dan di dunia militer berarti  seseorang/prajurit memiliki sifat-sifat tersebut dan telah mencapai suatu level/tahapan tertentu.  Kata “Usaha” sendiri artinya “menghasilkan atau melakukan sesuatu”, dimaknai sebagai “upaya/proses untuk menghasilkan” berdasarkan “tujuan”. “Kewirausahaan” secara terminologi artinya “semangat, proses, perilaku tertentu untuk menghasilkan sesuatu”, dan dalam konteks ekonomi yaitu menghasilkan “keuntungan”. 

“Kewirausahaan” menjadi penting bagi setiap mahasiswa di Perguruan Tinggi karena menjadi wawasan dalam mempersiapkan salah satu pilihan untuk menghasilkan benefit (keuntungan), tidak heran dalam dua dekade belakangan dapat ditemukan sebagian besar Program Studi di Perguruan Tinggi, memiliki struktur kurikulum yang terdapat materi “kewirausahaan” sebagai matakuliah, dengan tujuan memberikan “bekal” bagi calon lulusan mampu melakukan kegiatan yang menghasilkan dan bernilai ekonomis berdampak terhadap dirinya dan sekitarnya, kewirausahaan dalam hal ini adalah “proses” yang dapat dipelajari oleh setiap mahasiswa untuk mempersiapkan apa yang akan dilakukan setelah lulus dari perguruan Tinggi, dimana salah satu pilihannya adalah “berwirausaha”. Kebutuhan masyarakat dan industri yang “dinamis” dan cenderung “berubah-rubah” dalam jangka waktu singkat terhadap calon lulusan Perguruan Tinggi, dan Perkembangan Teknologi demikian “melesat” yang terkadang sudah tidak mudah “dilalui” telah mengantarkan Perguruan Tinggi untuk sampai pada kenyataan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan ketika mahasiswa harus melakukan aktualisasi diri adalah melakukan kegiatan “ber-wirausaha”, seiring apa yang menjadi idealitas dalam dirinya juga perlahan “ditemukan”. “

Pelatihan Kewirausahaan dengan tema “Budidaya Ikan” diselenggarakan Fakultas Ushuluddin. Pemilihan tema pelatihan tersebut dianggap “spesifik” karena mempertimbangkan kebutuhan dan perkembangan bahwa “Budidaya Ikan” adalah usaha dengan tingkat kemungkinan lebih besar (realistis) dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Ikan dalam beragama jenisnya adalah “komoditas strategis” bagi warga Indonesia berdasarkan kebutuhan di masyarakat (yang sebagian besar) untuk dikonsumsi, dan menjadi pertanyaan penting untuk dijawab yaitu bagaimana melakukan upaya budidaya ikan yang baik ?, bagaimana budidaya ikan dapat dikembangkan secara lebih massif ?, bagaimana menghubungkan hasil budidaya terhadap kebutuhan pasar?, secara detail penjelasan tersebut dipaparkan oleh Bapak Mochlas, Bapak Asthok Nugroho, Bapak Fadholi, dan Ibu Novi sebagai narasumber (Penyuluh) dari Dinas Petanian dan Pangan Bidang Perikanan Kabupaten Kudus yang menyampaikan “pelatihan kewirausahaan” kepada mahasiswa dengan judul Meraup Cuan dengan Budidaya Ikan dan Manajemen Kualitas Air. Narasumber menggaris bawahi 3 poin penting dalam melakukan “Budidaya Ikan” yaitu “Persiapan, Maintenance, dan Evaluasi (Pencatatan)”, yang membutuhkan perhatian detail pada masing-masing. Bapak Mochlas sebagai Narasumber pertama kaitannya dengan Budidaya Ikan dan Kewirausahaan selanjutnya mencantumkan “quotes” Napoleon Hill; “Jangan Menunggu, Tidak Pernah ada Waktu Yang Tepat”.

Penutupan kegiatan “Pelatihan Kewirausahaan” ditutup dengan kalimat “hamdalah”, dilanjutkan dengan dokumentasi kegiatan bersama narasumber dan mahasiswa, harapan besar dari sharing “ilmu dan pengalaman” bagi mahasiswa Fakultas Ushuluddin adalah menjadi “modal berharga” sebagai salah satu pilihan di Masa Depan, sekaligus “bahan bakar” bagi semuanya untuk terus menghasilkan karya yang berguna bagi agama, masyarakat dan bangsa.    

 

Share this Post1:

Galeri Photo