MAHASISWA FAKULTAS USHULUDDIN DIBEKALI WAWASAN MODERASI BERAGAMA DALAM PERSPEKTIF AQIDAH, FILSAFAT ISLAM DAN TAWAWUF

Blog Single

Kudus – Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus dibekali wawasan moderasi beragama dalam perspektif Aqidah, Filsafat Islam dan Tasawuf melalui kegiatan Studium General ke dua yang digelar  oleh Fakultas Ushuluddin pada hari Rabu 21 September 2022 di lantai 2 Gedung SBSN IAIN Kudus.

“Kalau pada studium general yang pertama kemarin, kita sempat menghadirkan KH. Ulil Albab (pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ Al-Qur’an Kudus) dan  Dr. KH. Ghofur Maimoen (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang) yang memberikan wawasan moderasi beragama dalam kajian Al-Qur’an, Tafsir dan Hadis, maka kali ini kita menghadirkan Prof. Dr. Noorhaidi Hasan, S.Ag., MA, M.Phil, Ph.D  dan KH Ahmad Badawi untuk memberikan wawasan moderasi beragama kepada mahasiswa dalam perspektif Aqidah, Filsafat Islam dan Tasawuf. Jadi kami berharap sebelum mereka mengarungi perkuliahan di Fakultas Ushuluddin ini, mereka sudah mempunyai wawasan moderasi beragama dan dapat meneguhkan sikap sebagai ummatan wasathan dalam kuliah maupun kehidupan sehari-hari” ungkap Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. H. Ahmad Atabik, Lc., M.Si dalam sambutan pidatonya.

Acara studium general ke dua ini dibuka oleh Rektor IAIN Kudus, Prof. Dr. H. Abdurrahman Kasdi, Lc., M.Si. dan dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan dan seluruh mahasiswa baru Fakultas Ushuluddin. Dalam pidatonya Prof. Dr. H. Abdurrahman Kasdi, Lc., M.Si menyampaikan pesan kepada mahasiwa Fakultas Ushuluddin bahwa mahasiswa harus mempunyai sikap moderat (wasathiah) dalam berpikir, belajar, kuliah dan menjalani kehidupan  bersama masyarakat. “ Moderasi beragama ini sudah menjadi program Kementerian Agama dan juga IAIN Kudus. Melalui kegiatan ini, diharapkan kampus dapat berpartisipasi dalam menciptakan kehidupan yang rukun, tenang, damai dan sejahtera dalam masyarakat.” ungkap Prof. Dr. H. Abdurrahman Kasdi, Lc., M.Si.

Sementara itu, Prof. Dr. Noorhaidi Hasan, S.Ag., MA, M.Phil, Ph.D menjelaskan bahwa perbincangan tentang moderasi beragama yang sudah menjadi agenda nasional ini menjadi sangat krusial, bukan hanya Indonesia tetapi di seluruh dunia sejak adanya goncangan konservatisme, radikalisme dan terorisme yang mana kekerasan atas nama agama, radikalisme dan terorisme telah banyak mengisi pemberitaan media di berbagai belahan dunia. “Di Indonesia sebagai negara yang berlandaskan Pancasila, moderasi beragama menjadi sangat penting bagi kita dalam keharusan menerima kewargaan, demokrasi, HAM, multikulturalisme. Moderasi beragama merupakan mekanisme yang perlu dikembangkan untuk memperkuat kewargaan demokrasi, HAM, pluralisme dan multikulturalisme.  Ia bukan alat politik tertentu untuk kepentingan kepentingan jangka pendek, namun diupayakan untuk mewujudkan cita-cita konstitusi kita, mewujudkan masyarakat yang bersatu, adil, makmur dan sejahtera dengan naungan nilai nilai ketuhanan, kemanusaiaan, keadaban, dan permusyawaratan”. Ungkap Prof. Dr. Noorhaidi Hasan, S.Ag., MA, M.Phil, Ph.D.

Selanjutnya KH Ahmad Badawi menjelaskan beberapa pandangan moderasi beragama dalam perspektif tasawuf. “Spirit yang paling besar dalam dalam moderasi beragama itu adalah hati, baru akal. Keduanya harus seimbang. Toleransi tidak boleh kehilangan falsafah untuk kepentingan dunia, tetapi juga tetap harus menerapkan ajaran tasawuf untuk kepentingan akhiratnya.” Ujar KH Ahmad Badawi. Dalam pesannya kepada mahasiswa Kh Ahmad Badawi mengatakan “Belajar di kampus harus tetap menjadi sholih/sholihah, karim karimah, bertoleransi dan bertasamuh dalam beragama.

Kegiatan ini merupakan wujud dari komitmen  Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus dalam mengimplementasikan program moderasi beragama yang telah menjadi program IAIN Kudus dan Kementerian Agama RI. 

Share this Post1: