Prof. Noornajihan Jaafar dari USIM Malaysia Menjadi Narasumber ILOAR 2024 Yang diselenggarakan Oleh Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus
Selasa, 13 Februari 2024, hari ke-2 rangkaian kegiatan International Lecture on Academic Research (ILOAR 2024), Prof. Madya Dr. Noornajihan Jaafar dari Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) menjadi narasumber untuk memberikan materi (melalui zoom meeting) kepada para mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi antar negara peserta ILOAR 2024. Prof. Madya Dr. Noornajihan Jaafar merupakan dosen tetap pada Fakulti al-Quran and Sunnah Studies sekaligus menjabat sebagai Timbalan Dekan (Akademik dan Hubungan Antar Bangsa), dan sebagai Penyelidik Utama (Peneliti Utama) pada Pusat Penyelidikan Ibnu Ummi Maktum (UMMI) USIM yang juga pernah berkunjung ke Indonesia untuk penelitian berkaitan dengan tema al-Quran.
Prof. Madya. Dr. Noornajihan Ja’afar sebagai narasumber pertama mempresentasikan tema dengan judul Mushaf Al-Quran Braille Malaysia (MQBM) yaitu tentang sejarah dan perkembangan penulisan al-Quran menggunakan huruf Braille di Malaysia. Narasumber pertama menjelaskan bahwa sejarah awal penulisan al-Quran Braille sudah berlangsung cukup lama sejak Yordania pada tahun 1950 memulai proyek penulisan Braille dari teks al-Quran berbahasa Arab melalui Madrasah al-‘Ala’iyah li al-Makfufin Bethlehem dan diikuti oleh Mesir pada tahun 1962 dengan melakukan proyek yang sama penulisan al-Quran Braille melalui al-Markaz al-Namujazi li Ri’ayah wa Taujih al-Makfufin, di Indonesia sendiri menurut Prof. Madya Dr. Noornajihan Ja’afar penulisan al-Quran Braille dimulai sejak tahun 1965 dan 1967 melalui Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam dan Yayasan Penyantun Wyata Guna, pada tahun 1976 Tunisia mulai melakukan penulisan al-Quran Braille yaitu melaui al-Ittihad al-Qaumi li al-Makfufin, pada tahun 1985 dan 1986 Saudi Arabia melalui Mujamma’ Malik Fahd dan Wizarah al-Awkaf, sedangkan di Malaysia penulisan huruf Braille terhadap teks al-Quran berbahasa Arab dimulai pada tahun 1999 melalui Persatuan Orang-Orang Cacat Penglihatan Islam Malaysia (PERTIS). Narasumber pertama menambahkan perkembangan al-Quran dalam konteks menggunakan penulisan Braille di Malaysia dapat dibagi menjadi lima fase yaitu fase penyalinan 1980-1993, percetakan 1994-1997, penerbitan 1998-2008, inovasi 2008-2012, dan pembangunan standar 2020-2023.
Dr. Abdul Fatah, M.Si, dosen dan sekertaris Program Studi Ilmu al-Quran dan Tafsir Institut Agama Islam Negeri Kudus (IAIN Kudus) menjadi narasumber kedua ILOAR 2024, selanjutnya menjelaskan tema al-Quran dan Hadis Studies dengan judul The Qur’anic Respond to Local Culture: Exploring The Intersection of Faith And Tradition, menekankan bahwa dialektika antara al-Quran dan Budaya (Realitas) dapat dipahami dalam tiga bentuk yaitu Tahmil, Tahrim, Taghyir dimana masing-masing memiliki konteksnya sendiri, terjadinya dielaktika kebudayaan dalam berbagai bentuk menurut narasumber ke-2 dapat dipahami karena adanya akulturasi dan asimilasi budaya yang direspon oleh masyarakat secara beragam. Rinova Cahyandari sebagai moderator ILOAR 2024 setelah penyampaian materi kemudian menyimpulkan beberapa poin utama dari presentasi dua narasumber yang dapat menjadi bahan diskusi bagi para peserta diantaranya: sejarah penulisan dan perkembangan mushaf al-Quran Braile di Malaysia terbagi menjadi beberapa fase perkembangan, budaya adalah sesuatu yang diturunkan dari satu generasi ke generasi yang lain, budaya melibatkan hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia nilai, seni, ways of life.
Kegiatan Internasional Lecturer yang berlangsung 12-23 Februari 2024 merupakan kolaborasi internasional antara Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Kudus (IAIN Kudus), Universiti Tunn Hussein Onn Malaysia (UTHM), dan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) yang menyelenggarakan kegiatan International Lecturer and Academic Research (ILOAR 2024) dengan mengundang mahasiswa dari berbagai negara sebagai peserta Kelas ILOAR 2024 diantaranya dari University Tunn Hussein Onn Malaysia (UTHM), University Sains Islam Malaysia (USIM), International Islamic College (IIC), University of Sri Lanka, USSH-Vietnam National University, Prince of Songkla University, Krirk University Thailand dan Institut Agama Islam Negeri Kudus (IAIN Kudus) Indonesia, telah dibuka secara resmi pada hari senin pukul 10.30 dan dihadiri oleh 50 peserta perwakilan dari Universitas/Lembaga Perguruan Tinggi terkait khususya dari kawasan ASIA Tenggara dan Srilanka.