Ihya’ Ramadhan Kolaborasi Internasional Session 4 Bahas Makna Puasa dari Perspektif Sosiologis dan Psikologis

Blog Single

Kudus, 17 Maret 2025 Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus sukses menggelar kegiatan Ihya’ Ramadhan Kolaborasi International Session 4 dengan tema Makna Puasa: Pendekatan Sosiologis dan Psikologis. Acara yang berlangsung secara daring ini merupakan hasil kolaborasi dengan Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) dan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), menghadirkan dua narasumber berkompeten di bidangnya, yaitu Dr. Irzum Farihah, M.Si dan Erina Rahmajati, M.Psi.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ibadah puasa, tidak hanya dari sisi keagamaan, tetapi juga dari perspektif sosial dan psikologis. Dr. Irzum Farihah, M.Si, dalam pemaparannya, menjelaskan tentang Fiantropi di Bulan Suci Ramadhan bahwa puasa memiliki dimensi sosial yang sangat kuat. “Puasa bukan hanya bentuk ketaatan kepada Allah SWT, tetapi juga merupakan sarana untuk memperkuat solidaritas sosial, meningkatkan kepedulian terhadap sesama, serta membangun nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Erina Rahmajati, M.Psi membahas tentang altruism yaitu sikap mengutamakan kepentingan orang lain dengan ikhlas yang merupakan salah satu dampak psikologis dari ibadah puasa terhadap individu. Sehingga puasa dapat memberikan efek positif bagi kesehatan mental, di antaranya meningkatkan motivasi untuk berbagi dan membantu orang lain, meningkatkan kontrol diri, mengurangi stres, serta membantu individu untuk lebih fokus dan produktif dalam menjalani aktivitas sehari-hari,” jelasnya.

Kegiatan ini diikuti oleh para peserta dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum dari Indonesia serta Malaysia. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi interaktif yang berlangsung sepanjang sesi.

Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kolaborasi internasional seperti ini sangat penting untuk memperkaya wawasan dan pemahaman kita tentang nilai-nilai keislaman dari berbagai perspektif,” tuturnya.

Dengan adanya diskusi ilmiah seperti ini, diharapkan semakin banyak individu yang memahami makna puasa secara lebih luas, tidak hanya sebagai ritual ibadah, tetapi juga sebagai bentuk refleksi sosial dan psikologis dalam kehidupan sehari-hari.

Share this Post1:

Galeri Photo