Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus Menjadi Penceramah pada Guest Lecturer Dalam Acara Asean Education Forum di NUS Singapura
Kajian Asian Studies sangat penting untuk dikembangkan dalam rangka menguatkan kajian kajian lintas daerah, ras dan kebudayaan. Begitu ungkapan awal Dekan Fakultas Ushuluddin, IAIN Kudus. Dr. H Ahmad Atabuk, Lc. M. Si ketika memberikan kuliah Umum di Nasional University of Singapore yang bertempat di ruang meeting Nasional University of Singapore, pada hari Senin, (10/07/2023).
Dekan Fakultas Ushuluddin secara umum menyampaikan bahwa Melayu tidak hanya identik dengan Indonesia, Malaysia maupun Singapore. Melayu pada dasarnya melingkupi banyak kawasan Asia Tenggara, seperti Brunai, Filipina. Melayu adalah istilah yang merujuk kepada suku bangsa atau etnis yang bermula dari wilayah Maritim Asia Tenggara, termasuk di dalamnya kawasan Semenanjung Melayu, bagian dari Sumatera, Borneo, dan beberapa pulau di sekitarnya. Etnis Melayu merupakan salah satu kelompok etnis yang mendiami wilayah-wilayah ini dan berbicara dalam bahasa Melayu.
Beberapa negara yg melestarikan bahasa Melayu terus berkembang dan ini harus dijaga di tengah kerasnya arus globalisasi. Fenomena ini merupakan tantangan bagi masyarakat Melayu dalam rangka menjaga identitasnya. Selain itu, istilah "Melayu" juga dapat merujuk kepada orang-orang yang berbicara bahasa Melayu, baik sebagai bahasa ibu atau bahasa kedua, terlepas dari asal usul mereka. Bahasa Melayu juga menjadi bahasa resmi di beberapa negara, termasuk Malaysia, Brunei, dan Indonesia, lanjut pak Dekan.
Secara budaya, orang Melayu memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam, termasuk dalam seni, sastra, tarian, musik, serta sistem kepercayaan dan adat istiadat mereka. Penting untuk dicatat bahwa identitas etnis adalah hal yang kompleks, dan definisi tentang siapa yang termasuk dalam kelompok etnis Melayu dapat bervariasi berdasarkan faktor geografis, sejarah, dan politik di setiap wilayah.
Dr. Atabik juga menyampaikan, bahwa identitas etnis adalah hal yang kompleks, dan definisi tentang siapa yang termasuk dalam kelompok etnis Melayu dapat bervariasi berdasarkan faktor geografis, sejarah, dan politik di setiap wilayah. Meskipun demikian, kita tidak bisa meninggalkan bahasa dunia seperti Arab dan Inggris. Namun yg harus diperhatikan ialah bagaimana menjadikan bahasa Ibu sebagai bahasa sehari baik di dalam keluarah maupun Lembaga pendidikan.
Terakhir, harapannya ialah kolaborasi antar Lembaga dan antara negara bisa dilakukan dalam rangka menjaga budaya, bahasa dan identitas kebangsaan dan kemanusiaan. Dalam kesempatan ini Dekan Fakultas Ushuluddin Dr. H. Ahmad Atabik, Lc, MSI didampingi pada dosen yang mengikuti serangkaian kegiatan ini di antaranya Dr. Abdul Karim, MA, Dr. Irzum Farihah, Prof. Dr. Umma Farida, MA, Muhtador, MSI, Shofaussamawati, MSI, Dr. Abdul Fattah, dan Rinova Cahyandari, M.Psi.